Sabtu, 30 Maret 2013
Jangan Kau Hambat Jodohmu
Jodoh terhambat? Kenapa bisa terhambat? Ada yang bilang jodoh kita terhambat gara-gara ini dan itu. Ironisnya ada yang berpendapat bahwa terhambatnya jodoh dikarenakan ada makhluq lain (jin) yang suka kepada manusia, sehingga tidak sedikit dari saudara-saudari kita mendatangi 'orang pintar', paranormal, dsb untuk diruqyah (meskipun berlabel syari'at) supaya jodoh kita tidak terhambat. Jika kita meyakini hal itu, berarti kita sudah terjerumus pada perbuatan syirik. Sedangkan syirik itu 'zhulmun 'azhiim' (kezhaliman yang besar). Naudzubillahi min dzaalik. Semoga Allah menjauhkan kita dari kemusyrikan.
Lalu kenapa jodoh kita terhambat? Hal itu bisa disebabkan beberapa hal berikut:
1. Hati Yang Belum Siap
Tidak dipungkiri bahwa hati sanubari kita pernah merasakan perasaan yang begitu dalam. Sebagian mereka menyebutnya 'Jatuh Cinta', padahal bukan. Perasaan itu hanyalah rasa suka yang didorong oleh syahwat sehingga menjadi rasa yang berlebihan.
Perasaan seperti itu adalah fitrahnya manusia. Selama kita masih menjabat sebagai manusia, maka 'rasa' itu pasti akan atau pernah kita rasakan. Ketika rasa itu mulai meliputi hati sanubari kita, maka tidak ada yang bisa menolaknya. Sekalipun kepadanya dikatakan, "Nggak usah cemas!", "Jangan terlalu dipikirkan!", dsb. maka hati sanubari masih tetap akan cemas, dan 'rasa' itu tetap terpikirkan.
Tetapi ingat..selain hati sanubari (kecenderungan hati kepada nafsu), kita juga punya hati nurani (kecenderungan hati kepada iman).
Jika hati sanubari kita lebih dominan, maka kita akan terus terlarut dalam 'perasaan' itu. Tetapi jika hati nurani kita yang lebih dominan, maka setidaknya kita tidak akan terus terlarut dalam 'perasaan' itu.
Solusinya, siapkan hati dengan menghidupkan hati nurani. Yaitu dengan 'taqorub ilallah' (mendekatkan diri kepada Allah). Diantaranya dengan cara berdzikir kepada Allah, baik dzikir 'qalbi' (dalam hati), dzikir lisaani (dengan ucapan) juga dzikir 'amali (dengan perbuatan)
2. Terlena Dalam Ikatan/Komitmen (Pacaran)
Memang tidak ada istilah pacaran (pranikah) dalam Islam. Bukan hanya sebatas status 'berpacaran' atau 'putus'nya. Tetapi lebih ke ikatan perasaan.
Jika hanya sebatas perasaan itu wajar. Tetapi yang berbahaya adalah ketika perasaan itu kemudian dieksplorasi dengan berbagai cara (baik dengan kata-kata apalagi dengan perbuatan). Dan itu sudah termasuk kategori mendekati zina.
Bukankah Allah telah mengingatkan kepada kita, "wa laa taqrobu zina..." (dan janganlah engkau mendekati zina...). Mendekatinya saja sudah Allah larang, apalagi jika dilakukan, bisa-bisa Allah murka. Na'uudzubillah.
3. Harapan Yang Berlebihan
Masalah jodoh, memang tidak ada yang tahu selain Allah saja. Tetapi kita bisa mengusahakannya. Terlepas dari jadi atau tidak dengan orang kita harapkan, jodoh pasti ada.
Dan jodoh itu tidak akan datang, jika dalam hati kita masih ada harapan yang berlebihan pada seseorang yang belum tentu jodoh kita.
Namun ketika hati kita mulai ridho atas ketetapan Allah, dan ketika harapan-harapan itu kita serahkan kepada Allah, insyaAllah..Allah akan kirim jodoh kita. Dengan jalan dan orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
4. Meninggikan Kriteria
Siapa yang akan menolak jika kita diberi jodoh yang sempurna? Sehingga kita mulai memasang beberapa kriteria untuk jodoh kita. Baik secara fisiknya, watak pribadinya, status pendidikannya, bahkan hingga pekerjaannya. Kita menginginkan agar jodoh kita memenuhi kriteria yang kita harapkan, tidak salah memang. Tapi apakah tidak berlebihan? Apa kita juga tidak sadar bahwa mungkin jodoh kita pun justru memasang kriteria yang lebih tinggi dari kita?
Akhirnya, karena masing-masing kriteria tidak se-kufu' (setara), maka jodoh pun tidak akan pernah bertemu. Sebab Allah menjodohkan orang-orang yang se-kufu'
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, laki-laki yang keji untuk wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula." (QS An Nuurayat 26)
Koreksi kembali kriteria yang kita pasang. Lalu sesuaikan dengan kriteria diri kita sendiri. Atau kita yang menyesuaikan dengan kriteria yang kita harapkan.
Jika kita menginginkan jodoh yang sholeh/sholehah, maka benahi dulu diri kita supaya menjadi insan yang sholeh/sholehah.
5. Dosa Yang Terabaikan
Dalam hal ini Baginda Rasul SAW pernah mengungkapkan,
"Sesungguhnya seseorang benar-benar dihambat (rizqi/jodohnya) disebabkan dosa yang dikerjakannya." (HR Ibnu Hibban)
"Barangsiapa yang merasa diperlambat (rizqi/jodohnya), maka hendaklah dia beristighfar kepada Allah." (HR Al Baihaqi)
Kedua hadits ini memang tidak shohih, tetapi derajatnya hasan (baik) setelah terdukung kepada hadits-hadits shahih lainnya. Dan ini sah-sah saja untuk diamalkan.
Terlepas dari shohih atau tidaknya, kedua hadits tsb mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga diri dari berbuat kesalahan agar Allah mencintai kita. Kalau Allah sudah mencintai, kira-kira apa yang tidak akan diberikan bagi yang dicintaiNya?
Jadi...terhambatnya jodoh kita adalah karena ulah kita sendiri. Maka segera hentikan tindakan-tindakan kelalaian kita seperti 5 poin di atas. Sempurnakan dengan rumus 3L...
L yang pertama... 'Luruskan niat'
Perbaiki niatnya semata-mata hanya karena Allah. Sebab "Innamal a'malu bin niyah" Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya.
L yang kedua... 'Lakukan ikhtiar'
Ikhtiar seoptimal mungkin, mulai dari mencari dan menambah ilmunya. Juga do'a serta istikhorohnya. Jangan pernah merasa lelah. Sekecil apapun ikhtiar kita, Allah tidak akan menyepelekannya.
L yang ketiga... Lupakan harapan-harapan kosong
Berharaplah hanya kepada Allah saja. Sebab ketika kita berharap kepada selain Allah, Allah tidak akan membukakan jalan keridhoanNya. Tetapi dengan berharap kepada Allah saja, maka Allah akan membukakan jalan keridhoanNya. InsyaAllah...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Páginas
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar